Proporsi penduduk yang bersifat agraria jauh lebih
banyak yang tinggal di dusun daripada di
kota dibandingkan dengan di negara industri. Makin tinggi tingkat industri
suatu negara makin banyak pula penduduknya yang tinggal di perkotaan. Makin
maju suatu negara makin banyak pula penduduknya yang tinggal di perkotaan.
Beberapa ukuran keaktifan ekonomi penduduk
(disarankan oleh PBB) adalah sebagai berikut:
1. Tingkat
keaktifan kasar
Ukuran ini
menyatakan persentase dari penduduk yang aktif dari segi ekonomi terhadap
seluruh penduduk.
2. Tingkat
keaktifan umum
Pada tingkat
keaktifan umum ini pembilangnya adalah penduduk usia kerja, misalnya yang
berusia 15 tahun atau lebih.
3. Tingkat
keaktifan khas umur dan jenis kelamin.
Tingkat
keaktifan khas umur dan jenis kelamin didefinisikan sebagai:
4.
Nisbah
ketergantungan (dependency ratio)
Ukuran ini dimaksudkan untuk
melihat proporsi penduduk di luar usia kerja
(< 15 tahun dan >=65) dengan penduduk usia kerja (>=15 dan <65)
Ukuran ini didefinisikan sebagai
:
Contoh:
Misalkan terdapat 150 pria yang bekerja pada usia
40-44 tahun dan banyaknya pria pada interval umur tersebut adalah 160 orang. Maka
tingkat keaktidan khas umur dan jenis kelamin untuk pria pada usia40-44 tahun
adalah 93,75 per 100 penduduk, artinya dari 100 orng yang berusia 40-44 tahun
terdapat 93,75 orang pria yang bekerja.
Contoh:
Menurut sensus 1980 terdapat 64.811.549 orang
Indonesia yang berusia di bawah 15 tahun dan diatas 64 tahun. Sedangkan yang
berusia antara 15-64 tahun adalah 81964924 orang. Jadi nisbah ketergantungan
menurut sensus 1980 Indonesia adalah :
(64.811.549/81964924)*100 = 79,072 per 100
penduduk
Artinya: dari 100 orang yang berusia 15-64 tahun
yang bekerja, ada 79,072 orang yang bergantung pda orang yang bekerja.
catatan Kuliah Demografi
#nakiitanaka: "Semoga bermanfaat ^o^"
Comments
Post a Comment